ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

TIMBANGAN AMAL MANUSIA DI AKHIRAT (KAJIAN TAFSIR AL QURTHUBI)

Selasa, 16 Maret 2021

 

foto: islamindonesia.id

Berikut adalah beberapa ayat yang berbicara mengenai proses dan keadaan ketika dilakukan penimbangan atas amal perbuatan manusia di dunia.

1. Ada yang Berwajah Putih Berseri dan Ada yang Hitam Muram (QS. Āli Imrān [3]: 106)

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” Qs. Āli Imrān [3]: 106.

Menurut al-Qurthubī, terkait penafsiran keadaan muka yang putih berseri dan muram, para ulama berbeda pendapat mengenai waktu konkretnya kapan keadaan tersebut akan terjadi dan untuk siapa predikat wajah putih berseri dan hitam muram tersebut. Ada yang berpendapat bahwa keadaan demikian terjadi pada hari kiamat tepat setelah manusia dibangkitkan dari kuburannya masing-masing. Pada hari itu, wajah orang beriman akan terlihat putih, sedangkan wajah orang-orang kafir akan terlihat hitam muram. 

Sedangkan ulama lain berpendapat bahawa hal itu terjadi ketika manusia membaca buku catatan amal perbuatan mereka. Ketika seorang muslim menerima buku catatan amalnya, maka dia akan melihat perbuatan-perbuatan baiknya sehingga wajahnya terlihat putih berseri-seri. Sedangkan ketika orang munafik dan orang kafir membaca buku catatan amal mereka, maka dia akan melihat di dalam buku catatan amal tersebut terdapat banyak perbuatan buruk, sehingga wajahnya pun menjadi hitam muram. 

Ada lagi pendapat mengatakan bahwa keadaan demikian terjadi ketika dilakukan penimbangan atas amal perbuatan manusia. Apabila kebaikannya lebih banyak, maka wajahnya akan terlihat putih dan jika keburukannya lebih berat maka wajahnya akan terlihat hitam. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:

وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ

“Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.” Qs. Yāsīn [36]: 59.

Pendapat terakhir mengatakan bahwa pada hari kiamat setiap kelompok manusia akan diperintahkan untuk berkumpul di hadapan sesembahannya masing-masing. Jika mereka sampai kepada sesembahan mereka itu maka mereka menangis dan menjadi hitamlah wajah-wajah mereka. Sehingga yang tersisa adalah orang-orang yang beriman, ahli kitab dan orang-orang munafik. Allah kemudian bertanya kepada orang-orang yang beriman, “Siapa Tuhan Kalian?”, mereka menjawab, “Tuhan kami adalah Allah”, lalu Allah bertanya lagi kepada mereka, “Apakah kalian akan mengetahui-Nya jika kalian melihat-Nya?”, mereka menjawab, “Maha Suci Allah, jika Dia mengaku maka kami akan mengetahui-Nya”. Maka, mereka pun melihat-Nya dengan cara yang dikehendaki-Nya. Adapun orang-orang yang beriman, mereka bersungkur untuk bersujud kepada Allah, sehingga wajah-wajah mereka menjadi seputih salju. Tinggallah orang-orang yang munafik dan ahli kitab, mereka tidak mampu untuk bersujud sehingga mereka bersedih dan wajah mereka pun menjadi hitam. Itulah maksud dari Surat Āli Imrān ayat 106 diatas. 

Adapun orang-orang yang beriman, mereka bersungkur untuk bersujud kepada Allah, sehingga wajah-wajah mereka menjadi seputih salju.

2. Seseorang yang Banyak Pahalanya Namun Menjadi Habis Karena Perilakunya Pada Orang Lain (QS. Al-Ankabūt [29]: 13)

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

“Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.” Qs. Al-Ankabūt [29]: 13.

Menurut al-Qurthubī, bahwa di akhirat kelak akan ada seseorang yang pada awalnya mempunyai banyak pahala, namun karena perilaku buruknya terhadap orang lain maka pahalanya menjadi habis dan bahkan menjadi semakin bertambah dosanya.  

BACA JUGA : SEMARAK HARLAH, IPNU IPPNU

Al-Qurthubī lalu mengutip perkataan Abū Amāmah al-Bahilī, “Pada hari kiamat nanti akan ada seseorang yang mempunyai banyak sekali pahala, namun banyak orang yang meminta pahalanya tersebut karena merasa pernah disakiti. Ketika masih ada orang yang meminta pertanggung jawaban kepadanya, maka Allah swt akan memerintahkan malaikat untuk terus mengurangi pahala orang tersebut hingga malaikat mengatakan bahwa pahala orang tersebut sudah habis. Maka Allah swt memerintahkan kepada malaikat untuk mengambil dosa dari orang yang pernah disakitinya lalu diberikan kepadanya. Kemudian Rasulullah saw membaca ayat  

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ. 


Kontributor : M. Khoirul Umam


Referensi : Imām al-Qurthubī, al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān (Beirut: Muassasah al-Risalah, 2006)


Share This :

0 Comments