ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

ORANG-ORANG YANG DAPAT MEMBERI SYAFA'AT (KAJIAN TAFSIR AL QURTHUBI)

Sabtu, 20 Maret 2021

Ilustrasi Foto : wm.edu


Berikut adalah beberapa ayat yang berbicara mengenai pertolongan atau syafaat.

1.Syafaat Dari Orang-orang yang Diridhai Allah swt. (QS. Al-Baqarah [2]: 255)

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Qs. Al-Baqarah [2]: 255.

Menurut al-Qurthubī, ayat ini menegaskan bahwa Allah swt mengizinkan kepada orang yang Dia kehendaki untuk memberi syafaat. Orang yang dikehendaki ini diantaranya adalah para nabi para ulama, orang-orang yang berjihad, para malaikat dan lainnya yang dimuliakan oleh Allah swt. Akan tetapi, hanyalah orang-orang yang diridhai oleh Allah swt sajalah yang kelak akan mendapatkan syafaat dari orang-orang yang dimaksud dalam ayat ini sebagaimana Firman Allah swt dalam Surat al-Anbiya’ ayat 28. 

BACA : JUGA MAKNA SALAM DALAM ISLAM

Secara lebih detail, al-Qurthubī menjelaskan bahwa kelak anak kecil akan memberikan syafaat di pintu surga kepada para kerabat dan orang-orang yang dikenalnya. Adapula syafaat yang diberikan oleh saudara seiman yang sering melakukan amal kebaikan secara bersama-sama sebagaimana ungkapan “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya saudara-saudara kami itu shalat bersama kami dan puasa bersama kami”. Para Nabi pun kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya masing-masing yang di dalam hatinya terdapat keimanan, bahkan ketika umatnya sudah masuk ke dalam neraka sekalipun diakibatkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa mereka, syafaat tersebut tetap berlaku jika Allah mengizinkan.  

Para Nabi pun kelak akan memberikan syafaat kepada umatnya masing-masing yang di dalam hatinya terdapat keimanan, bahkan ketika umatnya sudah masuk ke dalam neraka sekalipun diakibatkan oleh kemaksiatan dan dosa-dosa mereka, syafaat tersebut tetap berlaku jika Allah mengizinkan. 

Adapun syafaat Nabi Muhammad saw. adalah berupa penyegeraan proses hisab, artinya hanya Nabi saw. sajalah yang dapat memohon kepada Allah swt. agar hisab atas seluruh makhluk segera dilaksanakan.  

Terakhir adalah syafaat dari Allah swt. Yang Maha Penyayang berupa ampunan kepada orang-orang yang tenggelam dalam kesalahan dan dosa yang mana syafaat dari para nabi sekalipun tidak berguna sama sekali bagi mereka.  

Lebih lanjut menurut al-Qurthubī, pada dasarnya orang-orang yang beriman dan dikehendaki oleh Allah swt untuk memberikan syafaat, mempunyai dua syafaat, yakni syafaat kepada orang yang belum sampai ke neraka dan syafaat kepada orang yang telah masuk ke neraka.  

2.Malaikat Dapat Memberi Syafa’at (QS. Al-Anbiyā’ [21]: 28)

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يَشْفَعُونَ إِلا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ

“Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” Qs. Al-Anbiyā’ [21]: 28.

Menurut al-Qurthubī, di akhirat kelak para malaikat akan memberi syafaat, akan tetapi hanya sebatas kepada orang-orang yang diridhai Allah swt. Menurut Ibnu ‘Abbās, orang-orang yang dikehendaki oleh Allah tersebut adalah orang-orang ahli syahadat, yang selalu mengagungkan keesaan Allah. Sementara menurut Mujāhid adalah setiap hamba yang Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadanya. 

3. Syafaat Malaikat Sangat Terbatas (QS. An-Najm [53]: 26) 

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى

“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai (Nya).” Qs. An-Najm [53]: 26.

Menurut al-Qurthubī, ayat ini merupakan celaan dari Allah SWT kepada orang yang menyembah malaikat serta berhala dan mengira bahwa semua itu dapat mendekatkannya kepada Allah swt. Al-Qurthubī menegaskan, bahwa para malaikat walaupun mempunyai kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT, tidak dapat memberi pertolongan kecuali kepada orang yang diizinkan Allah swt untuk mendapat pertolongan. 


Kontributor : Muhammad Khoirul Umam


Referensi : Imām al-Qurthubī, al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān  (Beirut: Muassasah al-Risalah, 2006)

Share This :

0 Comments