ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

*Multaqo Sufi Al-Alamy: Kehadiran Spiritual Kontemporer dan Dampaknya dalam Membentuk Masyarakat yang moderat*

Senin, 04 September 2023


Pekalongan, 31 Agustus 2023 - Muktamar Sufi Internasional, atau yang lebih dikenal sebagai Multaqo Sufi Al-Alamy, yang dipimpin oleh Beliau Habib Lutfi bin Yahya telah diresmikan oleh Presiden Bapak Ir H Joko Widodo pada Tanggal 29 Agustus 2023. Acara yang berlangsung hingga 31 Agustus 2023 di Sahid Convention Center, di Kota Pekalongan -untuk kesekian kalinya sebagai tuan rumah- dan mengumpulkan tokoh spiritual, sarjana, dan penganut sufisme dari berbagai penjuru dunia sebanyak 73 ulama dari 38 Negara dan ribuan ulama-ulama Nasional.
Pemilihan Indonesia sebagai lokasi acara tidaklah sepele. Ini merupakan pernyataan mendalam tentang toleransi dan moderasi yang dicontohkan oleh Indonesia, yang diharapkan mampu merangsang semangat harmoni sosial di tengah keberagaman. Selain itu, semangat ini menjadi model bagi dunia, terutama di Timur Tengah sebagai kelahiran Islam. Indonesia bukan hanya bicara, tetapi tindakan (_lisanul hal_). Di samping itu, langkah menjaga warisan kerukunan ini untuk masa depan generasi mendatang juga tak kalah penting.

Tema utama dalam Multaqo Sufi Al-Alamy adalah  "Contemporary Sufi Work in Renewed World" (Karya Sufi Kontemporer dalam Dunia yang Diperbaharui). Di era abad ke-21 ini, kita menyaksikan lahirnya gerakan spiritual yang menggali dimensi-dimensi mendalam dalam kehidupan. Gerakan ini, yang sering disebut sebagai "kemelekan spiritual" atau kebangkitan spiritual sebagaimana didefinisikan oleh Rederic dan Maryann Brussat, mendorong setiap individu untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan makna eksistensi dan alam semesta. 

Peran seorang Mursyid, atau pembimbing spiritual, menjadi semakin krusial dalam konteks ini. Sebagai pencerah, Mursyid membimbing individu menuju kebijaksanaan dan pencerahan. Seperti cahaya dari lentera, Mursyid membantu menerangi jalan menuju pemahaman diri, tujuan hidup, dan hubungan yang lebih mendalam dengan Yang Maha Kuasa.

Simbol lentera dalam ajaran sufisme merepresentasikan pengetahuan spiritual yang diberikan oleh Mursyid kepada muridnya. Pengetahuan ini membantu melawan ketidaktahuan dan membawa murid kepada pemahaman yang lebih dalam mengenai diri sendiri dan realitas yang lebih luas. Selain itu, lentera juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan kerendahan hati, di mana pemberian manfaat diutamakan tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam konteks tema "Karya Sufi Kontemporer dalam Dunia yang Diperbarui", organisasi Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) memainkan peran sentral. Dengan pendekatan yang berakar pada ajaran sufisme, JATMAN membimbing individu mencapai pencerahan dan kebijaksanaan. Organisasi ini menjadi wadah di mana cahaya spiritual dapat ditemukan melalui ajaran, diskusi, dan praktik yang mendalam.

Pada Multaqo Sufi Al-Alamy, pemimpin spiritual, cendekiawan agama, dan penganut sufisme berkumpul untuk menggali makna dari kebangkitan spiritual dalam berbagai aspek kehidupan. Diskusi mengenai peran Mursyid sebagai "lentera" menjadi fokus utama, menyoroti bagaimana bimbingan spiritual membantu manusia menemukan pencerahan di tengah kegelapan kehidupan.

Dalam pencarian makna yang lebih dalam, ayat suci QS al-Baqarah: 201 menjadi panduan. Ayat ini mengajarkan bahwa setiap makhluk menghendaki kebaikan dunia dan keselamatan akhirat. Hal ini menggarisbawahi bahwa kebutuhan akan kedua aspek tersebut merupakan bagian integral dari fitrah manusia, yang senantiasa mencari pencerahan dan tujuan hidup.

Tema yang diangkat memberikan dimensi baru dalam Multaqo Sufi Al-Alamy. Tema ini merefleksikan tuntutan zaman modern, yang memerlukan pengembangan ajaran sufisme yang relevan dengan perkembangan teknologi, budaya, dan lingkungan. Menghadapi tantangan global, pemahaman sufisme yang kontemporer dan adaptif mampu memberikan solusi terhadap masalah kompleks yang dihadapi manusia. Dengan menggabungkan nilai-nilai spiritual dengan solusi inovatif, Multaqo Sufi Al-Alamy menjadi tempat di mana gagasan berharga dapat dipertukarkan untuk memajukan bangsa dan membentuk dunia yang lebih baik.

Lebih lanjut tiga sub-tema kunci yang muncul patut diapresiasi:
1. Penguatan Peran Pendidikan: Peranan pendidikan berada di garis terdepan transformasi dan menjadi landasan utama dalam mengatasi ketidaktahuan dan membimbing individu menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai diri sendiri dan dunia sekitarnya. 
Dalam konteks ini, Multaqo Sufi Al-Alamy memberikan apresiasi terhadap upaya penguatan peran pendidikan dalam membentuk generasi yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan rohaniah dan kecerdasan dunia.

2. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat:
Sufisme menekankan pentingnya kesederhanaan dan keadilan. Konsep ini dapat diterapkan dalam penguatan ekonomi kerakyatan, di mana pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama. Dalam era yang terus berkembang, pengembangan ekonomi berbasis nilai-nilai spiritual dapat menjadi solusi untuk mengurangi kesenjangan dan mempromosikan keadilan sosial. Sub-tema ini menggarisbawahi peran Multaqo Sufi Al-Alamy dalam mendukung upaya mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

3. Menguatkan Pertahanan dan Keamanan:
Sub-tema ini memiliki peran penting Dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme, pendekatan sufisme memiliki potensi besar dalam membawa perdamaian dan pemahaman. Konsep cinta kasih, toleransi, dan kedamaian yang diakui dalam sufisme dapat menjadi alat yang kuat untuk melawan ideologi yang merusak dan destruktif. Melalui sub-tema ini, Multaqo Sufi Al-Alamy mengakui peran yang diambil dalam memerangi radikalisme dengan nilai-nilai spiritual yang mendorong harmonisasi dan kerjasama.

Ketiga sub-tema ini dipandang sebagai upaya _saddu dzaroi’_ atau menutup kemungkinan kemadlaratan yang berpotensi timbul. 

Multaqo Sufi Al-Alamy merepresentasikan sinergi antara kebijaksanaan spiritual dan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Seiring berlalunya waktu, semakin banyak individu yang merasa perlunya menjalani perjalanan spiritual yang lebih mendalam. Seperti cahaya dari lentera yang terus bersinar di dalam kegelapan, kehadiran gerakan kebangkitan spiritual dan peran Mursyid menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang ingin menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan ini.
Sebuah harapan dari Multaqo Sufi Al-alamy kali ini bisa menghasilkan solusi terbaik dalam.menghadapi  problematika yang sangat kompleks yang dibutuhkan masyarakat, bangsa indonesia dan negara-negara dunia di era kontemporer ini.
Share This :

0 Comments