ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

BERKUMPUL BERSAMA KELUARGA DI SURGA (KAJIAN TAFSIR AL QURTHUBI)

Jumat, 12 Maret 2021

 

Ilustrasi Foto : liputan6.com

Berikut adalah salah satu ayat yang berbicara mengenai surga dan keadaan di dalamnya.

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ  وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ

“(yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;.” Qs. Ar-Ra’d [13]: 23.

Dalam menafsirkan ayat ini, al-Qurthubī menggabungkannya dengan ayat sebelumnya dikarenakan masih dalam satu pembahasan tentang balasan terhadap orang-orang yang takut terhadap Allah, takut akan hisab yang buruk, orang-orang yang bersabar, mendirikan sholat, bersedekah dan menjauhi keburukan demi kebaikan. Balasan yang Allah janjikan terhadap orang-orang tersebut adalah tempat kesudahan yang baik yaitu Surga ‘Adn. 

BACA JUGA : SYIRIK TIDAK TERASA

Menurut al-Qurthubī, Surga ‘Adn merupakan bagian tengah dari surga. Kerangka atap dan atap Surga ‘Adn adalah Arasy al-Rahmān sebagaimana yang diungkapkan oleh al-Qusyairī Abū Nashr ‘Abdul Mālik.  Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw berikut:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ , قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ , قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ 

“Telah bercerita kepada kami Yahyā bin Shālih telah bercerita kepada kami Fulaīh dari Hilāl bin 'Alī dari 'Athā' bin Yasār dari Abū Hurairah ra berkata; Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan shalat, berpuasa bulan ramadhan, maka sudah pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad di jalan Allah atau dia hanya duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa diatas firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga". Berkata Muhammad bin Fulaih dari bapaknya: "Diatasnya adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah".” (HR. Bukhari).

Al-Qurthubī kemudian melanjutkan bahwa orang-orang tersebut akan berada di Surga ‘Adn bersama dengan orang-orang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya serta anak cucunya. Menurut al-Qurthubī, lafadz min dalam ayat tersebut dapat dibaca nashab sehingga dapat diartikan bahwa orang-orang tersebut memasuki Surga ‘Adn bersama dengan orang-orang shaleh dari bapak-bapaknya walaupun dia tidak beramal sebagaimana halnya amal shalih mereka. Allah swt. menggabungkannya bersama mereka di Surga ‘Adn sebagai penghormatan terhadap mereka. 

Ibnu ‘Abbās berkata bahwa keshalihan yang dimaksud adalah keimanan kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Maka jika keimanan tersebut beriringan dengan sejumlah ketaatan lainnya, pastilah mereka memasukinya dengan ketaatan mereka sendiri bukan karena ikut-ikutan.  

Kelak nikmat akan disempurnakan bagi mereka dengan mengumpulkan mereka bersama dengan para keluarga dan kerabatnya di Surga

Terakhir al-Qurthubī mengutip pendapatnya al-Qusyairī yang mengatakan bahwa dalam konteks ini perlu dipertimbangkan pula adanya keimanan. Perkataan yang menyebutkan disyaratkannya amal shalih sama dengan disyaratkannya iman. Akan tetapi yang jelas, keshalihan yang dimaksud adalah perbuatan amal yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa kelak nikmat akan disempurnakan bagi mereka dengan mengumpulkan mereka bersama dengan para keluarga dan kerabatnya di Surga dan tentu saja bukan amal shalih semata yang memasukkan seseorang ke dalam Surga tetapi yang paling utama adalah rahmat Allah swt. 


Kontributor : Muhammad Khoirul Umam


Share This :

0 Comments