ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

HIKAYAT SAYYIDINA ABU BAKR ASH SHIDDIQ

Minggu, 27 Desember 2020


Nama aslinya adalah 'Abdul Ka'bah, Putra Abi Quhafah. Islam telah menemukannya dan Rasulullah mengubah namanya menjadi Abdullah. Akan tetapi, kaum muslimin lebih mengenalnya sebagai Abu Bakr. Hal ini karena cepatnya beliau (bakr) menerima setiap risalah yang utusan Allah bawa
.
Beliau bergelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan risalah) setelah sebuah jawaban beliau lontarkan tentang Isra Mi'raj Nabi Muhammad yang tidak masuk akal. Perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis di Palestina, dilanjut dengan naik ke langit hanya dalam satu malam memurtadkan sebagian kaum muslimin yang lemah imannya.
.
Tapi, tidak dengan Abu Bakr. "Bahkan yang lebih aneh dari itu pun, aku mempercayainya." Jawabnya mantap. Sebuah garansi pembenaran akan semua risalah kenabian yang telah purna.
.
Beliau tidak sekaya Utsman, apalagi Abdurrahman bin Auf. Beliau juga tidak segagah Umar ibnul Khattab, maupun Khalid bin Walid. Tidak pula sealim Ibnul Abbas, Ibnu Umar, Ali ibn Abi Thalib, maupun Abdullah bin Mas'ud. Iya. Beliau adalah seorang yang sedang sedang saja.
Akan tetapi, lihatlah sabda Rasulullah tentang beliau, ‘Jika iman seluruh umatku ditimbang di satu sisi neraca" sabda Nabi suatu ketika, "dan iman Abu Bakar ditimbang di sisi lain dari neraca tersebut, niscaya iman Abu Bakar lebih berat dari iman seluruh umatku (selain Abu Bakar)."
Beliau adalah seseorang yang menghibahkan seluruh hidupnya untuk Islam. Ketika menjadi khalifah pun, beliau membuat Umar Ibnul Khattab berujar, "Sungguh, kau telah membuat sulit khalifah setelahmu, Wahai Abu Bakr." Kalimat ini terlontar setelah melihat beliau merawat janda lumpuh dan buta dengan sembunyi-sembunyi. Abu Bakr, pengamal tanpa berharap dipuji.

Beliau mengajarkan kecintaan yang total kepada Rasulullah
Beliau mengajarkan kepada kita beramal bukan dengan jumlah atau kuantitas, melainkan dengan kualitas. Beliau mengajarkan kecintaan yang total kepada Rasulullah. Beliau lah yang paling awal menyadari kepergian Rasulullah dengan berteriak "Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu!" ketika turun surat An-Nashr di akhir kehidupan Sang Rasul. Tapi, beliau lah yang paling tenang ketika Sang Rasul benar-benar wafat.
Salaamun 'Alaika, Yaa Abaa Bakr. Semoga keberkahan yang Allah turunkan atas beliau mengalir pula atas kita. Menggugah iman kita akan kecintaan yang lempang terhadap Allah dan Rasulullah, shallallaahu 'alaihi wa sallam.
.
Aamiin

Penulis : Muhammad Ibnu Salamah
Share This :

0 Comments