ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

SIAPAKAH YANG LAYAK DIPANGGIL GURU?

Jumat, 13 Desember 2019


Di era seperti sekarang ini , muncul fenomena-fenomena ustadz dadakan . Bagi awam , terkadang belum bisa membedakaan ustadz / guru yang kompeten dan kredible di bidangnya, khususnya ilmu keagamaan .
Dalam pemahaman kita pada umumnya , siapapun mereka yang pernah mengajar kita meski satu huruf saja , pantas di sebut guru .
Lalu kriteria guru seperti apakah yang seharusnya layak kita jadikan panutan dan kita ambil ilmunya ?
Hadrotusysyaikh KH. Hasyim As'ari menuturkan , sebagaimana termaktub dalam Kitab Adabul 'Alim Wal Muta'alim karya beliau, bahwa kriteria guru yang sebenarnya adalah sebagai berikut :
- Pertama, selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan apapun, bagaimanapun dan dimanapun.
- Kedua, mempunyai rasa takut kepada Allah, takut atau khouf dalam keadaan apapun baik dalam gerak, diam, perkataan maupun dalam perbuatan.
- Ketiga, mempunyai sikap tenang dalam segala hal.
- Keempat, berhati-hati atau wara dalam perkataan,maupun dalam perbuatan.
- Kelima, tawadhu dalam pengertian tidak sombong, atau dapat juga diartikan rendah hati.
- Keenam, khusyu dalam segala ibadahnya.
- Ketujuh, selalu berpedoman kepada hukum Allah dalam segala hal.
- Kedelapan, tidak menggunakan ilmunya hanya untuk tujuan duniawi semata.
- Kesembilan, tidak rendah diri di hadapan pemuja dunia.
- Kesepuluh, zuhud, dalam segala hal.
- Kesebelas, menghindarai pekerjaan yang menjatuhkan martabatnya.
- Keduabelas, menghindari tempat–tempat yang dapat menimbulkan maksiat.
- Ketigabelas, selalu menghidupkan syiar Islam.
- Keempatbelas, menegakkan sunnah Rasul.
- Kelimabelas, menjaga hal-hal yang sangat dianjurkan.
- Keenambelas, bergaul dengan sesama manusia secara ramah.
- Ketujuhbelas, menyucikan jiwa.
- Kedelapanbelas, selalu berusaha mempertajam ilmunya dan terbuka untuk umum, baik saran maupun kritik.
- Kesembilan belas, selalu mengambil ilmu dari orang lain tentang ilmu yang tidak diketahuinya.
- Keduuapuluh, meluangkan waktu untuk menulis buku.
Lalu , syarat-syarat tersebut tidak serta merta hanya mengikat untuk para ustadz ataupun guru. Bagi kita seorang murid / santri , pun ada hal-hal yang memang harus di perhatikan dan kita lakukan untuk menghormati para guru kita .
Adapun tatacara menghormati guru atau kiai menurut Syaikh Burhanuddin dalam kitab Ta’lim Muta’allim menjelaskan
ومن توقير المعلم أن لايمشى أمامه، ولا يجلس مكانه، ولا يبتدئ بالكلام عنده إلا بإذنه، ولا يكثر الكلام عنده، ولا يسأل شيئا عند ملالته ويراعى الوقت، ولا يدق الباب بل يصبر حتى يخرج الأستاذ
Bahwa termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya; duduk di tempatnya; memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya; berbicara macam-macam darinya; dan menanyakan hal-hal yang membosankannya. Cukuplah dengan sabar menanti di luar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah.
Pada intinya adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjunjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama. Sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhaka kepada Allah Maha Pencipta.
Itulah sedikit gambaran yang dapat kami kutipkan , semoga kita senantiasa tergolong kedalam murid / santri yang benarbenar menghormati para guru . Aamiin ...

Kontributor : afifuddin
Editor : Hafidz Muhammad
Share This :

0 Comments